Geomorfologi

Geomorfologi - Hallo sahabat Geofisika, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Geomorfologi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Geomorfologi
link : Geomorfologi

Baca juga


Geomorfologi

Geomorfologi adalah merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).

Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi.
Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung di lapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interprestasi foto udara atau dengan Analisis Citra Satelit (ACS). Pengindraan jauh sebagai alat bantu untuk memantau atau mengamati objek muka biumi tanpa ada sentuhan secara langsung, anatara lain berupa foto udara atau citra satelit.
Bentang lahan akan mudah diidentifikasi dengan pandangan jarak jauh atau kalau menggunakan foto udara atau citra satelit menggunakan skala gambar kecil. Sebaliknya untuk bentang lahan mudah diamati dari jarak dekat atau dengan foto udara atau citra satelit dengan skala lebih besar.
Dengan pengamatan dan analisis bentuk lahan dari foto udara akan diperoleh informasi biofisik lainnya baik yang bersifat sebagai parameter tetap (landform, rock, soil, slope) maupun parameter berubah (erosion, terrace, land use).
Dengan melakukan fieldtrip akan semakin dikenal betul macam bentuk lahan dilapangan, sehingga mudah untuk mengingatnya kembali jika pernah melihat secara langsung dan sebagai bekal memori pada saat melakukan interpretasi foto udara (IFU).
Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto udara tapi perlu dilakukan pendekatan dengan melakukan mendatangi langsung ke lapangan dalam bentuk kunjungan lapangan (field trip). Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan unsur pembentuk landform tersiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja. Disamping itu dengan survai lapangna akan diperoleh beberapa kunci interpretasi fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan lapangan pada berbagai bentuk lahan yang berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan diperoleh analaisis bentuk lahan yang lebih lengkap yang merupakan satu komponen penyusun bentang lahan.
Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri khususnya dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan lahan mempunyai kapasitas berbeda dalam mendukung suatu usaha pemanfaatan yang tentunya mengarah untuk tepat guna. Sehingga dengan tujuan sama yaitu bermaksud menyederhanakan bentuk lahan permukaan bumi yang kompleks ini, maka pemahaman mengenai ilmu geomorfologi yang mempelajari bentukan-bentukan lahan menjadi sangat penting.
Penyederhanaan muka bumi yang kompleks ini membentuk suatu unit-unit yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini meliputi kesamaan struktur geologis atau geomorfologis sebagai asal pembentukannya, proses geomorfologis sebagai pemberi informasi bagaimana lahan terbentuk, dan kesan topografis yang akan memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan lahan. Dengan adanya informasi tersebut perencanaan penggunaan lahan secara tepat akan dapat lebih terwujud.


PETA GEOMORFOLOGI
Sampai saat ini literatur dan peta mengenai geomorfologi Indonesia masih sedikit sekali.

Peta yang ada, daerahnya sangat terbatas dan berskala kecil. Sedangkan peta tersebut

sangat dibutuhkan sebagai data dasar untuk mendukung perencanaan pengembangan

suatu wilayah.

Saat ini di Indonesia baru tersedia peta geomorfologi skala kecil, yaitu peta geomorfologi

Pulau Jawa oleh Pannekoek (1946) dalam skala 1 : 1.000.000. Kemudian Verstappen

(1973), berhasil membuat peta geomorfologi pulau Sumatera dan pulau-pulau di

sekitarnya dengan menggunakan cara penelitian memanfaatkan citra inderaan ja uh

dalam skala 1 : 2.500.000.

Beberapa instansi di Indonesia, akhir-akhir ini telah berusaha membuat peta

geomorfologi, akan tetapi penekanan masalahnya masih di sekitar timbulan (relief)

permukaan bumi, sedangkan proses pembentukannya belum diungkapkan dengan rinci.

Sejak tahun 1989, Puslitbang Geologi telah melakukan pemetaan geomorfologi dengan

menggunakan Sistem ITC di 16 daerah. Pemetaan tersebut menghasilkan 16 lembar

peta geomorfologi yang seluruhnya telah diterbitkan dalam skala 1 : 100.000 (15 lembar)

dan skala 1 : 50.000 (1 lembar).

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka standar Penyusunan Peta Geomorfologi

ini disusun untuk menghasilkan peta geomorfologi standar (baku). Sistem (metoda)

penyusunannya menganut sistem ITC (International Institute for Aerospace Survey and

Earth Sciences) dengan buku acuan berjudul “Aerial Photo-Interpretation in

Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping” (Van Zuidam, 1985). Sistem ITC

dipilih dan dipakai sebagai acuan mengingat sistem ini merupakan gabungan dari

beberapa sistem yang ada, baik di daerah tropis, sub tropis, kering dan agak kering.

Dalam penyusunan peta geomorfologi, faktor pemanfaatan dan penampilannya perlu

dipertimbangkan, antara lain :

a. Dapat dipakai untuk aneka tipe terrain dan fleksible .

b. Dapat dipakai dlam berbagai cara.

c. Sederhana dan informative.

Maksud dan tujuan standardisasi penyusunan peta geomorfologi adalah sebagai

pedoman dalam menyusun peta geomorfologi di Indonesia.


ISTILAH-ISTILAH DALAM GEOMORFOLOGI
Peristilahan disusun dengan mempertimbangkan aspek yang sering dipergunakan dalam

peta dan mempunyai nama sangat khas yang disusun berdasarkan abjad.

Bentang alam (landscape)

panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen geomorfologi dalam dimensi

yang lebih luas dari terain.

Bentuk lahan (landform)

komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang

dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

Bentukan asal (morphologic origin)

terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).

Denudasi (denudation)

proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.

Elemen geomorfologi (geomorphologic element)

bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan

genesanya.

Erosi (erosion)

serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau batuan

terkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di permukaan bumi.

Fluvial (fluvial)

aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan

pengendapan material di permukaan bumi.

Gaya endogen (endogenous force)

tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan,

patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.

Gaya eksogen (exogenous force)

tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di

permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.

Geomorfologi (geomorphology)

adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang

mempengaruhinya.

Hogbek (hogkback)

punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam dibentuk oleh

lapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.

Kars (karst)

bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu

gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.

Kuesta (cuesta)

bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan

lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang

curam memotong bidang perlapisan.

Marin (marine)

aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan

pengendapan di lingkungan laut.

Mesa (mesa)

bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan

lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.

Morfodinamis (morphodynamics)

bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air,

angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai,

lahan kritis (badlands).

Morfoerasi (morphoerosion)

adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi

bentuk lahan suatu wilayah.

Morfogenesa (morphogenesis)

bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic)

dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.

Morfologi (morphology)

ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.

Morfokonservasi (morphoconservation)

pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.

Morfokronologi (morphochronology)

hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.

Morfometri (morphometry)

aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian,

kekasaran terrain.

Morfografi (morphography)

aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan,

plato.

Morfostruktur aktif (active morphostructure)

bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang

dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi,

punggungan antiklin dan gawir sesar.

Morfostruktur pasif ( passive morphostructure)

bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur

batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan

kubah.

Pelapukan (weathering)

proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih

kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan biologi.

Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section)

adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan konfigurasi

bentang alam.

Penutup lahan (land cover)

Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.

Terain (terrain)

bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik

tertentu.


Demikianlah Artikel Geomorfologi

Sekianlah artikel Geomorfologi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Geomorfologi dengan alamat link http://geofisikafmipa.blogspot.com/2011/05/geomorfologi.html

0 Response to "Geomorfologi"

Posting Komentar